0274 - 773 558
skb_kulonprogo@yahoo.com
Jl. Ki Josuto, Wates, Kulon Progo, D.I.Yogyakarta 55651
blog-img
21/07/2024

Gampang-Susah Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran

Pengelola | Pendidikan

Menyusun alur tujuan pembelajaran menjadi kegiatan yang bisa dibilang gampang-gampang susah. Meski demikian setiap pendidik perlu memiliki kemampuan ini karena menjadi awal penyusunan rencana pembelajaran yang akan dilakukan. satu hal yang perlu sebelum menyusun ATP adalah pemahaman terhadap CP dari mata pelajaran yang diampunya.

Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik di akhir setiap fase. CP yang disusun untuk mencapai kompetensi peserta didik terdiri atas.

Fase Kelas/Jenjang
Fondasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/RA
A Kelas I-II SD/MI/Paket A/sederajat 
B Kelas III-IV SD/MI/Paket A/sederajat 
C Kelas V-VI SD/MI/Paket A/sederajat 
D Kelas VII-IX SMP/MTs/Paket B/sederajat 
E Kelas X SMA/SMK/MA/MA Kejuruan/Paket C/sederajat 
F
  • Kelas XI-XII SMA/MA/Paket C/sederajat dan SMK/MA Kejuruan program 3 (tiga) tahun; dan
  • Kelas XI-XIII SMK/MA Kejuruan program 4 (empat) tahun

Peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP Pendidikan Khusus. Sementara itu, peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual dapat menggunakan CP umum dengan menerapkan prinsip-prinsip modifikasi kurikulum.

Perumusan Tujuan Pembelajaran

Setelah memahami Capaian Pembelajaran (CP), pendidik perlu mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu fase. Pada tahap ini, pendidik mengidentifikasi kata-kata kunci CP untuk merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP). TP yang dikembangkan ini perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP.

Dalam tahap merumuskan TP ini, pendidik belum mengurutkan tujuan-tujuan tersebut, cukup merancang tujuan-tujuan belajar yang lebih operasional dan konkret saja terlebih dahulu. Urutan-urutan TP akan disusun pada tahap berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat melakukan proses pengembangan rencana pembelajaran langkah demi langkah.

Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama:

  1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/ didemonstrasikan oleh peserta didik. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
  2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa saja yang perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP? Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP (misalnya, proses pengolahan hasil panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA)

Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran

Jika Capaian Pembelajaran adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik di akhir setiap fase, maka Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian Tujuan Pembelajaran (TP) yang disusun secara sistematis dan logis di dalam fase pembelajaran untuk murid dapat mencapai Capaian Pembelajaran tersebut. Dengan demikian setelah merumuskan TP, langkah berikutnya dalam perencanaan pembelajaran adalah menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). 

Pendidik dapat menggunakan ATP yang dapat diperoleh pendidik dengan: 

  1. merancang sendiri berdasarkan CP, 
  2. mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun 
  3. menggunakan contoh yang disediakan pemerintah.

Bagi pendidik yang merancang ATPnya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis dan logis dari awal hingga akhir fase. ATP juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang, sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari.

Alur Tujuan Pembelajaran dalam kurikulum merdeka mengacu pada susunan tujuan pembelajaran yang teratur pada suatu kurikulum. 

Konsep alur tujuan pembelajaran merupakan aspek penting dari desain kurikulum dan memastikan kemajuan siswa secara koheren dan terstruktur sepanjang perjalanan pendidikan mereka.

Untuk menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), ada tujuh langkah penting yang harus dilakukan, yaitu:

Pertama, dengan melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) yang bertujuan untuk mengidentifikasi tujuan studi dan luas studi.

Pembelajaran ini adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada perkembangan satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Jangkauan pembelajaran termuat pada kompetisi-kompetisi dan cakupan materi yang tersebar berbentuk narasi secara keseluruhan.

Kedua, asesmen didiagnostik. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan, kualitas, dan kualifikasi didik profesional. Hasilnya, pendidik digunakan sebagai panduan untuk memastikan bahwa instruksi disesuaikan dengan kebutuhan siswa didik.

Dalam situasi saat ini, informasi tentang belakang keluarga, motivasi untuk belajar, minat peserta didik, dan topik lainnya dapat digunakan sebagai blok bangunan untuk belajar.

Ketiga, meningkatkan kapasitas modul. Pengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan pembelajaran bertujuan dari pengembangan modul ajar. Modul untuk instruksi yang diajarkan harus berarti, relevan, dan kontekstual, dan juga harus kesinambungan.

Keempat, hubungan antara instruksi kelas dan karakteristik dan penilaian siswa. Pembelajaran paradigma baru telah dimulai untuk didik. Akibatnya, kurikulum saat ini sesuai dengan kemampuan siswa dan karakteristik.

Subjek utama untuk instruksi adalah apa yang akan diajarkan guru di kelas, atau apa yang diajarkan pendidik di kelas. Selanjutnya, Pendidik akan membahas proses belajar, produk belajar, dan lingkungan belajar.

Kelima, pengolahan asesmen formatif dan sumatif perencanaan, dan pelaksanaan. Ada beberapa prinsip asesman yang harus diakui selama asesmen merencanakan dan melaksanakan proses.

Prinsip pertama adalah menggunakan asesmen sebagai alat untuk memfasilitasi proses belajar dan memberikan informasi yang komprehensif sebagai tulang belakang.

Hal kedua adalah bahwa penilai berpakaian dengan baik dan melakukan tugas mereka sesuai dengan peran mereka, semua dengan mempertimbangkan teknik dan waktu eksekusi mereka.

Pada yang ketiga, asesmen disajikan dengan cara yang jujur, tepat, sah, dan berpotensi dapat dipercaya. Ruang yang luas untuk laporan kemajuan belajar dan statistik keberhasilan peserta yang terperinci dan informatif. Kemudian didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang biasa menggunakan hasil asesmen.

Keenam, belajar kemajuan llaporan Pelaporan hasil belajar yang efektif adalah pelaporan yang melibatkan orang tua peserta belajar, peserta belajar dan pendidik.

Hal ini sebagai mitra; mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah; komprehensif, jujur, adil dan dapat bertanggung jawab; jelas dan mudah dimengerti oleh semua pihak.

Ketujuh, evaluasi guru dan siswa. Pelajaran dan penilaian yang sudah selesai akan sekarang dievaluasi. Guru melakukan refleksi dan asimilasi di kelas dalam setiap modul kuliah individu.

Setelah itu, luangkan waktu untuk mempertimbangkan apa yang sudah berhasil dan apa yang perlu ditingkatkan. Dalam mengidentifikasi situasi ini,  modul mengajar dapat melanjutkan proses purifikasi.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, instruktur dapat menciptakan alur tujuan pembelajaran yang terstruktur dengan baik dan efektif yang mendukung pencapaian tujuan program secara keseluruhan.

Populer